(tinjauan
pertentangan sosial dan integrasi masyarakat)
Setiap
tingkah laku individu satu dengan individu yang lain pasti memiliki perbedaan. Individu
tingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingan. Tapi apabila gagal
dalam memenuhi kepentingannya akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya
sendiri maupun bagi lingkungannya. Dan suatu hal yang saling berkaitan, apabila
seorang individu mempunyai prasangka dan akan cenderung membuat sikap untuk
membeda-bedakan. Maka akan terjadi sikap bahwa kebudayaan dirinya lebih baik
daripada kebudayaan orang lain, sehingga timbullah konflik yaitu berusaha untuk
memnuhi tujuannya dengan jalan menentang
pihak lawan yang ddisertai dengan ancaman untuk kekerasan.
Di dalam kelompok masyarakat indonesi, konflik dapat
disebabkan karena faktor harga diri dan kebanggaan kelompok terusik, adanya
perbedaan pendirian atau sikap, perbedaan kebudayaan, benturan kepentingan
(politik). Adat kebiasan dan tradisi yang hidup di dalam masyarakat merupakan
tali pengikat kesatuan prilaku di dalam masyarakat. Suatu kelompok yang ada
dalam keadaan konflik yang berlangsung lama biasanya mengalami disintegrasi. Dan
untuk mnyelesaikan semua itu melalui intergrasi masyarakat. Intregrasi dapat
berlangsung cepat atau lambat karena dipengaruhi oleh faktor homogenitas
kelompok, besar kecilnya kelompok, mobilitas geografis, dan efektifitas
komunikasi.
Hidup bermasyarakat yaitu sebuah hubungan antar
individu-individu maupun antar kelompok dan golongan yang terjadi dalam proses
kehidupan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis, dimana setiap
anggota masyarakat saling berintraksi. Hubungan antar individu ini pun diikat
oleh ikatan yang berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuat bersama
anggota. Norma dan nilai-nilai inilah yang menjadi alat pengadil agar para
anggota tidak terlapas dari jalur yang telah disepakati itu. Sakit adalah salah
satu anggota masyarakat akan dirasakan oleh anggota masyarakat lain nya. Dari hubungan
seperti itu lah lahir keharmonisan hidup bermasyarakat.
Pada kenyataan nya tidak semua masyarakat membentuk sebuah
harmonisasi. Pada kondisi-kondisi tertentu hubungan antara masyarakat diwarnai
berbagai kesamaan. Namun sering juga di dapati perbedaan-perbedaan, bahkan
pertentangan dalam masyarakat. Hal seperti itulah yang menimbulkan perpecahaan
dalam masyarakat. Salah satu contohnya adlah pertentangan sosial dan integrasi
masyarakat.
Pertentang sosial menurut saya adalah suatu yang terjadi
didalam suatu lingkungan masyarakat. Dimana ada suatu kelompok yang tidak
menykai kelompok lain, shingga menimbulkan suatu perselisihan diantara mereka. Banyak
sekali pertentangan yang terjadi di dunia ini. Seperti perang irak yang tak
kunjung selesai, dan kalau menelusuri indonesia contohnya GAM (gerekan aceh
merdeka), PT. Freeport yang terjadi di papua. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya pertentangan sosial.
Sering kita temui keadaan dimasyarakat para anggotanya
pada kondisi tertentu, diwarnai oleh adanya persamaan-persamaan dalam berbagai
hal. Tetapi juga di dapati perbedaan-perbedaan dan bahkan sering kita temui
pertentangan-pertentangan. Itulah sebabnya keadaan masyarakat dan negara
mengalami kegoyahaan yang terkadang keadaan tidak terkendali dan dari situlah
terjadinya perpecahaan. Sudah tentu sebabnya, karena ada perbedaan keinginan.
Pertentangan sosial dapat di artikan sebagai suatu
konflik yang terjadi pada masyarakat sehingga kelompok tertentu, misalnya pada
kelompok etnis, kelompok agama, kelompok ideologi tertentu termasuk antara
mayoritas dan minioritas. Perbedaan kepentingan sebenarnya merupakan sifat
naluri disamping adanya persamaan kepentingan.
Integrasi sosial adalah suatu yang di kendalikan,
disatukan, atau dikaitkan satu sama lain dalam usur-unsur sosial atau
kemasyarakatan. Suatu integrasi sosial diperlukan agar masyarakat tidak
terpecah jika menghadapi berbagai tentangan yang timbul dalam lingkungan
masyarakat itu sendiri. Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur
sistem sosial trintgrasi dalam suatu masyarakat di atas tumbuhnya kesepakatan
antara sebagian besar anggota masyrakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang
bersifat mendasar. Dimana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersifat
konformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar